Napak Tilas di Benteng Speelwijk Banten, Konon Dulu Ada Kantor sampai Gereja di Dalamnya
Benteng ini dulu jadi simbol kekuatan penjajah setelah menaklukan Kesultanan Banten.
Benteng ini dulu jadi simbol kekuatan penjajah setelah menaklukan Kesultanan Banten.
Sistem pemerintahan Kesultanan Banten lewat Keraton Surosowan sempat porak poranda akibat masuknya kolonial Belanda.
Upaya pecah belah membuat kubu internal kerajaan dihantam masalah kekuasaan.
Pada 1680 terjadi perebutan tahta antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan sang putra, yakni Sultan Abu Nashar Abdul Qohar atau yang biasa dikenal sebagai Sultan Haji.
Konflik ini dipicu oleh kekhawatiran tahta kerajaan yang tidak diturunkan kepada sang putra.
Konflik ini kemudian dimanfaatkan Belanda untuk mengadu domba keduanya, hingga Belanda mampu menaruh kekuasaan penuh di wilayah Banten yang sebelumnya mampu mandiri.
Pada 1682 sejumlah fasilitas penunjang kolonialisme Belanda dibangun di sana, salah satunya benteng Speelwijk.
Dahulu benteng ini menjadi salah satu yang termegah. Posisinya ada di dekat pantai, sebagai bentuk pengawasan terhadap kapal yang masuk ke wilayah Banten tanpa izin. Benteng Speelwijk jadi simbol kekuatan kolonialisme di Banten abad ke-17.
Ruang pemantau di Benteng Speelwijk
Pendirian benteng ini menjadi indikasi kemenangan Belanda.
Ketika itu Gubernur Jenderal Hindia Belanda mencoba mempengaruhi politik di Banten dan membangun pondasi kekuasaan, setelah sebelumnya berulangkali gagal.
Lucas Cardell kemudian didapuk sebagai arsitek yang menangani konstruksi benteng. Bangunan ini dibuat cukup luas di wilayah dekat pantai di Kampung Pamarican, Kelurahan Banten, Kecamatan Kasemen, Kota Serang.
“Pendirian benteng dilatari ketika Belanda ingin menguasai secara politik dan ekonomi di wilayah Kesultanan Banten,” terang Arkeolog dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VIII, Juliana. Mengutip Youtube Pemprov Banten.
Jika di awal, benteng ini diklaim sebagai dinding pertahanan wilayah Banten. Namun rupanya ada misi politik terselubung lainnya di balik pendirian benteng ini.
Menurut laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, selain untuk mengawasi kapal-kapal dagang ilegal yang masuk perairan Karangantu, benteng ini disebut untuk mengawasi setiap kegiatan dari Kesultanan Banten.
Ini didukung dengan konstruksi bangunan yang dibuat tinggi, sehingga setiap aktivitas yang dianggap mengancam pertahanan Belanda di Banten akan terlihat.
Tiga tahun setelah didirikan, dilakukan perluasan dan pemugaran Benteng sehingga semakin kokoh.
Benteng ini seolah menjadi pusat pemerintahan Belanda yang kala itu masih menjadi bagian dari VOC.
Beberapa fasilitas turut dibangun di dalamnya seperti kantor, rumah komandan, ruang mesiu, sampai gereja untuk kegiatan ibadah mereka.
Untuk dindingnya dibuat dari adukan kapur dan tanah liat, serta bebatuan sungai dan batu bata merah.
Walau belum menggunakan teknologi konstruksi, namun strukturnya masih kokoh hingga saat ini.
Namun bagian benteng sebagian besar sudah hancur dan hilang, sehingga hanya tersisa dinding dan beberapa ruangannya saja.
“Keberadaan benteng ini sangat dekat dari laut, untuk memantau kedatangan kapal-kapal yang berlayar di sekitar laut Banten,” tambahnya
Saat ini hanya sisa reruntuhannya saja yang masih tersisa. Sebagian besar bangunan runtuh dan hilang dimakan usia.
Bagian tengah benteng juga sudah menjadi tanah lapang yang luas, dengan ditanami rerumputan hijau.
Setiap pekan, lokasi ini didatangi oleh masyarakat hingga para pelajar yang ingin mengetahui sejarah Benteng Speelwijk sebagai bukti kuatnya kolonialisme Belanda di paling barat pulau Jawa.
Berikut ini adalah penampakan seragam TNI di awal kemerdekaan Indonesia, sangat sederhana dan banyak yang memakai seragam sisa peninggalan Jepang dan Belanda.
Baca SelengkapnyaSalah satu figur pahlawan legendaris dari Pulau Bintan yang berjasa melindungi tanah kelahirannya dari jajahan bangsa Portugis.
Baca SelengkapnyaDulu gerbang ini jadi simbol kejayaan di Batavia. Namun sayang nasibnya tragis.
Baca SelengkapnyaLokasi ini jadi salah satu destinasi sejarah untuk mengenang kejayaan Kesultanan Banten yang pernah berkuasa.
Baca SelengkapnyaWanita ini memimpin 30 perempuan dalam pertempuran melawan Belanda.
Baca SelengkapnyaBelanda merupakan salah satu negara di Eropa yang punya sejuta cerita.
Baca SelengkapnyaSalah satu desa yang terletak di Kecamatan Napal Putih ini dikenal sebagai kawasan pertambangan sejak zaman kolonial hingga menjadi rebutan beberapa negara.
Baca SelengkapnyaIstana peninggalan Raja Rokan ini berbentuk seperti rumah panggung yang dibalut dengan koleksi ukiran serta masih kental dengan nuansa budaya Melayu.
Baca SelengkapnyaDalam selembar batik khas Ciwaringin terdapat perjuangan rakyat melawan penjajahan.
Baca Selengkapnya